Thursday, March 26, 2020

The World’s ‘Nyepi’

Yesterday millions of Balinese Hindu is celebrating Nyepi, the sacred and peaceful day of silence, fasting and meditation that is also celebrated as the Saka New Year in the Balinese calendar. It is the day of self-reflection and restricting oneself from four main things: the lighting of fire, light, or electricity; working; traveling, and indulging in leisurely activities or entertainment.

More than ever before, it is a day whose meaning is resonating beyond Bali soil and across all religions and cultures of the world as we continue our battle against the global pandemic of COVID-19. Save for the electricity and light, billions of people across the world have been urged by their governments to do at least two things similar to the Nyepi abstinence: traveling and working (at the office). 

In Indonesia and especially in Jakarta, we've seen a considerable decrease in traffic activities in many public places in the last week following President Joko Widodo called to urge companies to allow their employees to work remotely. Many liken the road conditions to an 'Idul Fitri Day' sparse traffic, especially in major roads and central business districts. Plaza Indonesia and Summarecon Kelapa Gading has announced their temporary closing until at least another week, while others, including Senayan City, and Central Park Mall, announced the temporary closing of some of their tenants. Leaving their grocery stores, supermarkets and pharmacy stay open to support people daily needs.

This is one of the most trying times that none of us could possibly predict, but always remember that we are all in this together. There's always something that we can do to help each other; from participating in the many fundraising to help procure protective gears for the health workers battling the virus, to small but meaningful things such as distributing basic needs to informal workers who are struggling more than most in this crisis.  

Of course, the least we can do to flatten the curve is to #stayathome, conduct social distancing measures, and please stay healthy. We can do that, for example, by downloading these free health apps that, some, are giving temporary access to their premium contents to support your home workout routines during the outbreak. We have also compiled some Instagram accounts that will help you get moving without having to get out of the house.  

Also, if you start to run out of ideas of what to cook: order takeouts and take advantage of these special deals to keep you safe at home. Many restaurants are struggling to keep their businesses running and ordering from them will help keep their employees, and help fill your tummy with good food :)  However, don't forget to practice utmost care in cleaning the food packaging, containers, and keep your distance while accepting your delivery.

Once again, we wish our Hindu friends Rahajeng Rahina Nyepi and a happy Saka New Year 1942.  We hope given this year's extraordinary times, this year's Nyepi will give us all more strength, resilience, and health for our planet and humanity to recover. 🌏 

Until next time, please stay healthy, and #stayathome.

Cheers,




Jessica Januarty
Chief Operating Officers
www.WhatsNewIndonesia.com

WHAT'S NEW INDONESIA ULTIMATE GUIDE

What's New Indonesia – Bali in collaboration with Sheraton Bali Kuta Resort successfully presented Women in Leadership Event on Wednesday, 11 March 2020. It was an inspiring talk show about the balance of work and life as a woman, with speakers including Lily Wijaya – General Manager of Fairfield Legian, Sitha Saraswati – Hotel Manager of Sheraton Kuta, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd – Psychologist, Women Empowerment & Parenting Enthusiast, and Etty Soraya – Managing Director of Kalyana Indonesia & Communication Lecturer at University of Widya Mandala Surabaya. The event was concluded with intimate sunset soiree and fun chat with the guests and speakers.
Website
YouTube
Instagram
Email
Copyright © 2020 PT. INFO MEDIA KREATIF, All rights reserved.
You received this email because you have opt-in to www.WhatsNewIndonesia.com website or our social medias or attend in our partners events. DON'T REPORT ABUSE ON US but please kindly just contact us at info@whatsnewindonesia.com if you would like us to take you off the list. It took ages to micro-manage and clean our thousands database and all we want is to make happy news for all of us. Thank you and we will appreciated for your cooperation ;) What's New Indonesia Team

For Advertising Contact jessica@whatsnewindonesia.com

Our mailing address is:
PT. INFO MEDIA KREATIF
Perkantoran Buncit Mas Lt. 4 Blok D.1 Jl. Mampang Prapatan Raya No. 108
Jakarta Selatan 12790
Indonesia

Add us to your address book


Want to change how you receive these emails?
You can update your preferences or unsubscribe from this list.
Email Marketing Powered by Mailchimp

Tuesday, March 24, 2020

Corona Virus Bali Laporan Perkembangan


Share |
KETERANGAN PERS

Pemerintah Provinsi Bali, melalui Satgas Penanggulangan Covid-19 yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra  menyampaikan perkembangan Penanggulangan Virus Disease Corona (Covid-19) di Provinsi Bali

Poin pernyataan
Perkembangan Kasus sebagai berikut :

1. Sampai dengan saat ini kasus Pasien Dalam Perawatan berjumlah  102 orang termasuk 6 orang tambahan yang baru dilaporkan dan dirawat oleh petugas kesehatan di  Rumah Sakit  (1 orang WNA dan 5 orang WNI);

2. Dari 102 sampel yang telah diuji, telah keluar hasil sampel 79 orang yaitu 73  orang negatif,   6 orang positif atau bertambah 3 kasus positif dari jumlah sebelumnya (2 orang telah meninggal, 4 orang masih dirawat).

3. Dari tiga kasus baru tersebut, 2 orang merupakan WNA (berstatus suami-istri) dan satu orang merupakan WNI asal Bali.

4. Dengan demikian, 2 orang WNI yang positif tersebut adalah WNI asal Bali. Ini juga berarti Covid-19 sudah ada di sekitar kita. Maka mari kita tingkatkan upaya-upaya pencegahan dan melindungi diri agar tidak terinfeksi.

5. Dari kasus positif baru tersebut, telah dilakukan contact tracking dan diambil sampelnya yakni 47 orang kontak dari 2 orang WNA suami-istri dan 22 orang kontak dari pasien WNI (total 69 orang). Sebagian besar sudah diambil SWAb-nya, sisanya masih dalam proses pengambilan sampel SWAB.

6. Adapun sampel yang belum keluar sebanyak 23 orang masih menunggu hasil lab.

7. Perkembangan hasil contact tracking tanggal 22 Maret 2020 sebanyak  217 orang dan tanggal 23 Maret 2020 sebanyak 290 orang (ada penambahan 73  orang).

Upaya-upaya yang dilakukan Satgas Penanggulangan Covid-19 pada hari ini :

1. Diputuskan mulai hari ini, Senin tanggal 23 Maret 2020 dilakukan karantina terutama bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari negara yang terinfeksi. Karantina bertempat di UPT-BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Gedung BPSDM Provinsi Bali, Gedung PBSDM Provinsi Bali (eks BPLPP) serta Wisma Bima 1.

2. Proses karantina dilaksanakan kepada PMI dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

- PMI yang dalam kurun waktu 14 hari terakhir berkunjung ke negara-negara ( Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss, Inggris) ataupun negara terjangkit lainnya wajib mengikuti semua protocol dengan melaksanakan pemeriksaan oleh  Kantor Kesehatan Pelabuhan serta  wajib mengisi dan menyerahkan kartu Health Alert Card (HAC).  HAC harus masih valid saat kedatangan.

- Masih ada proses wawancara lanjutan bagi pemegang HAC, terkait negara-negara lain yang dikunjungi. Dilanjutkan proses pemeriksaan. Jika tidak lolos sesi wawancara, atau ada gejala sakit, maka harus melalui proses karantina.

- PMI yang berasal dari negara terinfeksi yang masuk karantina, sedangkan diluar tersebut boleh pulang  dengan menunjukan sertifikat kesehatan dari negara asalnya dan wajib melakukan isolasi mandiri.

- Di desa tempat tinggal yang bersangkutan diawasi oleh Posko Covid-19 Tingkat Desa (Kades, Bendesa adat, Babinsa dan Babinkamtibmas).

- Bagi yang dikarantina, diantar oleh bus Trans Sarbagita menuju tempat karantina yang selama 14 hari masa karantina.

3. Jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang tercatat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada tanggal 22 Maret 2020 berjumlah 521 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh KKP maka saat ini 27 orang PMI dikarantina di UPT-BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

4. Ditegaskan kembali, tidak semua PMI harus dikarantina karena sudah ada regulasi internasional yang harus diikuti. Harus dimengerti pula bahwa mereka sebelum pulang juga sudah dikarantina.

5. Pemerintah Provinsi Bali menambah jumlah rumah sakit rujukan yang awalnya 4 rumah sakit (RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Sanjiwani Gianyar, BRSU Tabanan Bali dan RSUD Kab. Buleleng) menjadi 7 rumah sakit rujukan sehingga total rumah sakit rujukan menjadi 11 unit yaitu RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Sanjiwani Gianyar, BRSU Tabanan Bali, RSUD Kab. Buleleng, RSUD Wangaya, RSUD Bali Mandara Provinsi Bali, RSD Mangusada, RSU Universitas Udayana, RSU Negara, RSUD Klungkung, dan RS Pratama Giri Emas.

6. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali telah melarang kegiatan keramaian yang mengumpulkan orang banyak, salah satunya pengarakan ogoh-ogoh dalam rangka perayaan hari suci Nyepi Tahun Saka 1942. Untuk itu, akan dilaksanakan festival/parade ogoh-ogoh se-Bali yang akan diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi ke 62 Provinsi Bali.

Himbauan

1. Mohon pengertian, kesadaran dan kebersamaan dari seluruh masyarakat atau orang tua pekerja imigran ataupun pekerja imigran untuk mengikuti karantina dengan penuh disiplin. Kebijakan ini harus mengikuti regulasi dari tingkat nasional dan internasional. Ini semua dalam konteks untuk kepentingan dan keselamatan masyarakat banyak.

2. Keluarga pekerja imigran ataupun pekerja imigran agar menerima dengan iklas kebijakan dari Pemerintah Provinsi Bali.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota dimohon dukungan, kerjasama dan kesatuan tindakan untuk melakukan upaya-upaya sebaik-baiknya untuk :

a. Mohon dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan karantina bagi pekerja imigran Indonesia asal Bali dengan jalan melakukan edukasi di tempat karantina bahwa karantina ini adalah kebutuhan kita bersama

b. Berharap pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap pekerja imigran yang baru saja pulang agar mereka melakukan isolasi diri sendiri secara disiplin.

4. Dihimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang, meyakini bahwa Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota), segenap unsur TNI, Polri dan instansi-instansi lainnya sedang bekerjasama, sedang bergotong royong melakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus Covid19.

5. Namun tetap waspada mengingat sudah ada WNI yang terinfeksi di Bali.

6. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak harus segera dikurangi dan mohon pengertian bersama.

7. Mari percaya kepada ajakan dan anjuran pemerintah untuk saling menjaga jarak satu sama lain. agar tidak ada penyebaran terhadap orang-orang di sekitar. Upaya ini butuh kesadaran, kepercayaan kita bersama karena ancaman ini sudah ada di depan mata kita.

8. Jangan lagi ada orang yang tidak percaya atau meboya bahwa Covid-19 ini tidak ada di Bali.

9. Pastikan diri kita, keluarga dan sahabat, tidak melakukan banyak aktivitas di luar rumah yang melibatkan banyak orang, dengan jarak yang dekat.

Tambahan wawancara
1. Informasi yang diberikan sudah semakin mengerucut. Dua pasien positif WNI adalah imported case, dimana yang satu baru pulang dari negara terjangkit dan satunya lagi dari Jakarta.  Dua-duanya sudah berada di Bali dan sudah melakukan kontak dengan orang sekitarnya. Kami langsung tracking kontaknya.

2. Sekali lagi ditegaskan, sesuai dengan protokol covid-19 kita tidak akan mengungkapkan secara detail mengenai lokasi pasien positift tersebut karena dampaknya akan besar. Yang terpenting saya tegaskan dua orang WNI ini adalah orang Bali dan saat ini berada di RS di Bali, dimana ini sudah cukup bagi masyarakat untuk waspada.

3. Semua sudah mendengar tentang social distancing, namun masih banyak yang melanggar. Informasi tentang dua orang WNI asal Bali yang positif ini seharusnya membuat masyarakat lebih waspada. Tidak boleh lagi ada yang memandang remeh. Jangan mengabaikan arahan pemerintah, jangan beraktivitas di luar rumah kecuali sangat amat penting.

4. Hasil tes ada anggapan hasilnya lama, namun hal tersebut merupakan prosedur karena pasien yang positif harus menjalani dua kali tes untuk meyakinkan dan mendapatkan data yang presisi.

5. Harus ditegaskan kembali, mereka yang dikarantina bukan berarti positif. Jika positif sudah langsung ke RS rujukan. Tempat karantina sudah dijaga dengan SOP-nya sendiri untuk mencegah interaksi dengan warga sekitar. Harus dipahami pula, Covid-19 tidak menular lewat udara.


6. APD yang diterima, langsung didistribusikan ke RS-RS rujukan dengan alokasi cadangan di Dinas Kesehatan.

Saturday, March 21, 2020

Covid-190 Corona Virus dari Amerika ?

[3/18, 05:21] Jenny Aman:

Oleh: Ndaru Anugerah

*Apakah kita perlu panik tingkat dewa dalam menyikapi COVID-19?*

Mungkin pernyataan Menkes Terawan yang menyatakan bahwa COVID-19 akan sembuh dengan sendirinya, patut dijadikan rujukan, walaupun terkesan sepele.

Kenapa?

Pertama, Terawan adalah sosok dokter, dan kedua beliau sekaligus sosok militer yang tahu pasti skenario apa yang sesungguhnya sedang dijalankan lewat _*panic global*_ yang dipicu oleh munculnya COVID-19 tersebut.

Lewat tulisan ini, sebagai rasa peduli saya kepada bangsa ini, saya akan coba mengulas secara lengkap tentang COVID-19 ini dari awal hingga bagaimana kemungkinan skenario akan dikembangkan ke depannya.

Karena panjangnya informasi yang akan saya sajikan, terpaksa tulisan ini akan saya potong menjadi 2 bagian.

Pada bagian pertama saya akan mengulas tentang skenario awal dan asal muasal COVID-19. Pada tulisan kedua nanti, saya akan analisa bagaimana kemungkinan skenario akan berlanjut.

AS, Juli 2019. Seorang anak muda di Baltimore sana, tengah mengisap rokok elektrik disaat santai. Tanpa disadari, setelah menghisap beberapa kali, sang pemuda lantas tersungkur dan sesak nafas.

Begitu dilarikan ke rumah sakit, ternyata sang pemuda naas tersebut divonis telah mengalami pneumonia akut akibat mengkonsumsi rokok elektrik.

Kejadian ini cepat menyebar ke 22 negara bagian di AS dengan total kematian 193 orang. Dan penyebab kematian menurut AMA (American Medical Association) adalah aktivitas vaping dari rokok elektrik.

Namun para ilmuwan AS mengatakan bahwa kalo rokok elektrik nggak akan mengakibatkan pneumonia yang berujung kematian demikian cepat. Kemungkinan yang paling masuk akal adalah kematian itu dipicu oleh sejenis virus yang mampu menginfeksi sistem paru-paru manusia.

Dengan kata lain, virus corona-lah yang paling mungkin dituding sebagai penyebabnya.

Sebelum timbulnya pandemi tersebut di seantero Amrik, fasilitas utama bio-lab militer AS di Fort Detrick, Maryland, ditutup dengan tiba-tiba oleh CDC dengan alasan yang tidak dijelaskan.

Selidik punya selidik, salah satu karyawan CDC telah tewas akibat terserang virus Corona. Padahal Directur CDC, Robert Redfield sebelumnya mati-matian lewat keterangan pers-nya, bilang bahwa penyebab kematian staf-nya adalah flu Amerika.

Flu Amerika palalu peyang!

Dan berdasarkan data, yang ditenggarai sebagai Flu Amerika tersebut telah menyebabkan kematian sekitar 10 ribu orang di AS per Agustus 2019 yang lalu. Apakah flu Amerika disebabkan virus corona? Entahlah…

Satu yang pasti, penutupan pusat penelitian senjata biologis di Fort Detrick tersebut jelas menimbulkan kecurigaan internasional.

Kenapa proses penutupannya tanpa penjelasan? Kenapa juga semua laporan yang berkaitan dengan aktivitas di Fort Detrick dihancurkan oleh CDC tanpa sisa sedikitpun?

Apalagi, kasus pandemi akibat vaping rokok elektrik, muncul ke permukaan nggak lama setelah penutupan fasilitas bio-lab tersebut.

Tanggal 18 – 27 Oktober 2019, bertempat di Wuhan, berlangsung event internasional berjudul Conseil Intenational du Sport Militaire (CISM) alias Military Word Games. Dalam ajang olimpiade militer dunia tersebut, AS mengirimkan 200 personel militernya untuk berlomba.

Event ini berakhir, tepat 2 minggu sebelum kasus Wuhan merebak. Dan 2 minggu adalah masa inkubasi virus Corona.

*Mungkinkah, US Army menyeludupkan virus tersebut ke Wuhan?*

Pada saat yang bersamaan dengan ajang CISM, berlangsung event 201 yang digelar di John Hopkins Center for Health Security di kampus Institut John Hopkins yang terletak di Baltimore, Maryland AS.

Ajang 201 tersebut disokong penuh oleh Bill and Melinda Gates Foundation, Big Pharma (GAVI) dan nggak ketinggalan World Economic Forum (WEF).

Apa isi ajang tersebut?

Simulasi latihan pandemi tingkat tinggi yang diberi kode nCov-2019. Simulasi tersebut menghasilkan 65 juta total kematian di seluruh dunia dan membuat pasar keuangan internasional ambles sekitar 15%.

Anehnya, simulasinya kok pakai nama yang sama dengan nCov-2019 sebelum berganti nama menjadi COVID-19 saat ini? Apakah hanya kebetulan belaka?

Tidak lama berselang, tibalah saat yang ditunggu-tunggu. 

China bersiap merayakan hari raya Imlek. Hari yang sangat penting bagi orang China, karena saat tersebut orang biasanya berbondong-bondong pulkam untuk merayakan hari raya bersama keluarga tercinta.

Sialnya, wabah Wuhan melanda dan cepat tersebar justru ditengah keramaian hiruk pikuk orang. Imlek yang seharusnya dirayakan penuh kegembiraan, menjadi gagal total. Dan China nggak lama kemudian menerapkan status lockdown sebagai langkah antisipasi.

Dan China yang tengah leading saat trade-war digelar dengan Amerika, dipaksa mundur sejenak. Menurut kaca mata intelijen, siapa yang diuntungkan dari suatu peristiwa, dialah sosok dibalik peristiwa tersebut.

*Sebenarnya, darimana asal muasal COVID-19?*

Kristian Andersen seorang ahli biologi evolusi dari Scripps Research Institute, telah menganalisa urutan COVID-19 untuk merunut dari mana asal virus tersebut. Berdasarkan temuannya, dari 27 turunan virus Corona, ternyata berasal dari 1 leluhur yang sama. (25/1)

Dan menurut para peneliti Jepang yang dipublikasi oleh televisi Asahi pada Februari lalu, mereka mengklaim bahwa virus Corona awalnya berasal dari AS dan bukan dari China.

"Sebanyak 14.000 kematian di AS yang katanya disebabkan oleh influenza, kemungkinan besar justru disebabkan oleh virus Corona," begitu bunyi siaran pers-nya.

Ini jadi masuk akal, karena hanya AS lah yang memiliki induk alias 'batang pohon' dari semua 27 turunan virus Corona di seluruh belahan dunia. Tak terkecuali virus Corona di Wuhan, China.

Dan semua turunan itu dikembangkan di bio-lab militer AS Fort Detrick yang telah ditutup oleh CDC pada Juli 2019 lalu.

*Bagaimana skenario akan dijalankan ke depannya?*

Saya akan ulas pada bagian kedua nanti.


[3/18, 05:21] Jenny Aman:

*COVID-19: Vaksinasi dan Uang Digital*

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada bagian pertama tulisan, saya sudah ungkapkan tentang asal muasal dan skenario _*panic global*_ yang dimainkan lewat COVID-19 ini.

Skenario _*panic global*_ akan memunculkan kekacauan dan juga keputusasaan. Dan menurut rumusannya, orang yang panik akan lebih mudah dimanipulasi oleh pihak yang dari awal merencanakan agendanya.

*Siapa whistle blower dari panic global ini?*

Tak lain adalah badan kesehatan dunia, tepatnya Tedros Adhanom Ghebreyeus sebagai Sekjen WHO saat ini. Tanpa pikir panjang, setiap negara ditekan habis-habisan dengan harapan segera menetapkan status tanggap darurat atas pandemi global COVID-19.

Siapa Tedros? Pada lain tulisan saya akan mengulasnya.

Padahal status tanggap darurat atas pandemi global COVID-19 jelas mengada-ada.

Kenapa?

Pertama, status tersebut hanya mungkin diterapkan jika dan hanya jika, tingkat kematian akibat infeksi telah mencapai angka lebih dari 12%.

Mari kita lihat datanya.

Berdasarkan data yang dirilis oleh John Hopkins University, kasus COVID-19 telah mencapai 156.112 kasus di seluruh dunia (total 141 negara), dengan 73.955 orang berhasil recover dan 5.829 orang mati (15/3). Artinya, tingkat kematiannya hanya 3,7%.

Di benua Eropa, bahkan tingkat kematiannya hanya 0,4%, dengan tingkat kematian terbesar ada di Italia yang mencapai sekitar 6,3%. Kenapa demikian banyak angka kematian di Italia? Karena Italia adalah negara kedua di Eropa yang menandatangani agreement dengan China lewat proyek BRI-nya.

Bahkan China, tempat dimana COVID-19 muncul ke permukaan, disaat peak season-nya, tingkat kematian hanya menyentuh angka 3%. Masih jauh dari angka 12%.

Dan yang kedua, para ahli biotek China dan Jepang berkali-kali mengatakan bahwa COVID-19 generasi pertama yang menghantam China dan negara-negara sekitarnya (Korea Selatan, Jepang, Hong Kong) serta korban yang terinfeksi dibelahan dunia lainnya, 99,9% merupakan genom Mongoloid.

Nah kalo China yang bergenom Mongoloid, yang awalnya disasar COVID-19 kini telah pulih, (karena mereka mengkonsumsi obat yang disebut Interferon Alpha 2B (IFNrec) yang didatangkan khusus dari Kuba), ngapain juga dunia harus panik plus pakai acara lockdown segala?

Ini artinya, status yang disematkan Tedros atas COVID-19 jelas mengada-ada alias lebay.

Apakah Tedros sebagai peniup pluit nggak punya agenda terselubung dibalik upayanya membuat situasi dunia panik? Tentu sebaliknya, Rudolfo.

Inilah yang akan saya ulas pada tulisan kedua ini.

19-25 September 2019. Bertempat di New York sebuah aliansi yang bernama ID2020 yang disponsori oleh World Economic Forum, mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi tentang Dampak Pembanguan Berkelanjutan dengan tema: "Rising to the Good ID Challenge".

Nah hasil pertemuan tersebut kembali dimatangkan di Davos, Swiss pada Januari 2020 yang lalu.

Apa isi kesepakatan tersebut?

Mereka akan mengeluarkan platform identitas digital di seluruh dunia. Dan Bangladesh telah ditunjuk sebagai negara perintis yang akan menerapkan program tersebut pada tahun 2020 ini.

Saat WHO mengeluarkan status darurat pandemi global, apa kira-kira yang mungkin dilakukan sebagai antisipasinya? Tak lain adalah upaya vaksinasi global.

*(Makanya, dalam analisa saya terdahulu, vaksin COVID-19 memang sejatinya sudah ada, tinggal dikeluarkan saja pada waktunya nanti.)*

Vaksinasi global ini akan bersifat memaksa kepada semua orang karena status gawat daruratnya tadi. Kalo perlu pakai bantuan pihak berwajib atau kalo perlu militer, sekalian. Yang nggak mau divaksinasi, maka harus siap dijebloskan ke penjara atau didenda, karena telah melanggar UU darurat.

Dan kalo sudah bicara vaksinasi global, siapa yang diuntungkan secara ekonomis dengan proyek dunia tersebut? Tak lain adalah Big Pharma dan GAVI (Global Alliance for Vaccines and Immunisation). Siapa mereka, saya pernah mengulasnya.

Mungkin kalo kita yakin bila yang disuntikkan nanti hanya vaksin COVID-19 doang, kita bisa mahfum. Tapi kalo ada material yang lain?

Misalnya vaksin tersebut diberikan dengan tujuan terselubung yaitu untuk kontrol populasi dunia yang mulai nggak terkendali jumlahnya.

Dimasa depan, tiba-tiba muncul penyakit misterius yang bisa mengakibatkan orang-orang mati mendadak atau kejadian dimana para wanita kemudian mendadak mandul tanpa hal yang bisa dinalar akal sehat.

Kita patut curiga, mengingat Bill Gates merupakan seorang penyokong aliran kontrol over populasi.

Hal ini jadi klop saat Aliansi ID2020 merekomendasikan vaksinasi sebagai platform identitas digital.

Teknisnya?

Yang paling mungkin adalah bersamaan dengan proses vaksinasi tersebut, chip nano juga disuntikkan pada tubuh manusia. Chip nano inilah yang kelak digunakan sebagai penanda digital dengan sistem biometrik.

Tujuannya apalagi selain kontrol atas data pribadi orang diseluruh dunia. Dan yang terlebih penting adalah kontrol atas uang digital yang semuanya akan terkoneksi lewat digital ID tadi.

Jadi kalo ada orang yang berani bertindak menentang arus mainstream, maka virus dorman yang telah disuntikkan lewat vaksinasi tadi, akan diaktivasi dan orang tersebut bisa mati seketika. Atau mungkin juga rekening korannya di bank diblokir sehingga dia nggak bisa ngapa-ngapain lagi.

Jangan heran bila Dr. Tedros lewat WHO jauh-jauh hari sudah mengumandangkan seruan penggunaan uang digital sebagai pengganti uang konvensional.

_*"Penggunaan uang (terutama uang kertas) dapat meningkatkan penyebaran virus Corona,"*_ begitu kurlebnya.

Sampai sini paham ya, skenario yang mungkin dijalankan ke depannya.

*Makanya, saya berkepentingan untuk memberi dukungan moril buat Jokowi untuk menentang upaya WHO untuk menetapkan status gawat darurat pandemi COVID-19. Dengan menetapkan status tersebut, maka akan membuka jalan badan kesehatan dunia tersebut untuk mengobok-obok Indonesia.*

*Ada baiknya pakde justru menggandeng China yang sudah berhasil keluar dari jebakan batman yang dibuat oleh Amrik. Setidaknya, dengan merapat ke China, langkah antisipasinya sudah berada pada jalur yang tepat.*

_*Hopefully, this disaster will be overcome soon.*_

Salam Demokrasi!!

*(Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)*

Best regards,
Mr. I Gede Putu Sastrawan
+62-81-2939-12345


Ultraviolet Tours Bali
Banjar Dinas Penganggahan, Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Tabanan 82152 Bali
Indonesia

UltravioletTours@Yahoo.com
www.instagram.com/Sastrawan_Bali
www.ultraviolettours.blogspot.com

Powered by God.